Cerita Dewasa Ngentot Calon Karyawan Bertoket Besar Dan Masih Perawan
Cerita Dewasa Seks – Panggil saja aku Weny, umurku 23 tahun. Aku
bekerja di salah satu klinik kecantikan. Lulus SMA aku gak meneruskan
pendidikanku. Bekerja mencari uang sudah jadi pilihanku. Banyak
pengalaman kerja yang aku dapatkan dari yang menjadi pelayan toko
penjaga konter semua sudah kurasakan. Pedihnya mencari uang untuk
mencukupi kebutuhanku yang semakin hari semakin banyak.
Memenuhi kebutuhan rumah membantu ibuku yang hanya buruh cuci dan
setrika. Aku memiliki satu adik yang masih bersekolah di bangku sekolah
menengah pertama. Ayahku sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Ibuku tulang
punggung keluarga jadi mau nggak mau aku harus membantu segala
kebutuhan yang ada di rumah. Aku memiliki paras yang cantik kulitku juga
putih.
Aku selalu mudah memperoleh pekerjaan, selain penampilanku aku juga
pandai berbicara dan menarik perhatian orang. Namun kini aku bekerja di
sebuah klinik kecantikan. Padahal aku hanya lulusan SMA gak seperti
teman-temanku yang pernah berkuliah dan memiliki pengalaman tentang
perawatan wajah. Dulu awalnya interview dengan Pak Kevin yang punya
Klinik kecantikan.
Aku memberanikan diri untuk mengirim lamaran di klinik tersebut. Ya
aku PD aja percaya jika aku lolos dan bisa bekerja di klinik itu.
Penampilanku yang rapi dan menarik perhatian itu membuat aku semakin
percaya diri. Waktu interview selama 3 hari dan semua terlewatkan dengan
sangat lancar. Apalagi saingan aku wajah dan penampilannya jauh berbeda
denganku.
Aku lebih cetar tentunya, setiap kali datang interview semua orang
selalu saja memandangiku dari atas hingga ke bawah. Hari ke-3 itu
penentuan diterima atau gaknya. Dan saat itu harus berhadapan dengan
pemilik klinik yaitu Pak Kevin. Ntah kenapa biasanya aku dapat nomor
awal tetapi ini paling akhir. Aku menunggu berjam-jam namun aku harus
tetap sabar.
Satu persatu masuk untuk wawancara langsung dengan pemilik klinik
itu. Kira-kira 30 0rang sudah memasuki ruangan itu. Masih tersisa 10
lagi rasanya udah kucel make-up ku. Aku bergegas ke kamar mandi untuk
cuci muka dan memakai make-up kembali supaya Fresh. Seger rasanya udah
nggak lengket lagi dan kembali dengan ke-PD an ku,
“nona Weny ….” Terdengar suaraku dipanggil dengan lantang
Aku memasuki ruangan yang hanya ada Pak Kevin pemilik klinik. Ketika
awal masuk aku berjabat tangan dengannya, tampak wajahnya memandangiku
dengan sedikit aneh.
Memegang tangangku juga lama sekali setelah itu aku duduk dan diamelepaskan tanganku,
Ketika aku duduk dia masih saja memandangiku dengan tajam. Pria yang kira-kira ber umur 35 tahun itu sepertinya aneh karena selalu memandangiku dengan penuh makna. Aku hanya menundukkan kepala saja, pakaian yang aku kenakan memang seksi sesuai kriteria yang diinginkan. Mungkin dia terpesona dengan kecantikan ku,
Ketika aku duduk dia masih saja memandangiku dengan tajam. Pria yang kira-kira ber umur 35 tahun itu sepertinya aneh karena selalu memandangiku dengan penuh makna. Aku hanya menundukkan kepala saja, pakaian yang aku kenakan memang seksi sesuai kriteria yang diinginkan. Mungkin dia terpesona dengan kecantikan ku,
“Dengan mbak Weny ya, cantik sekali…”
“Iya pak..hhe terimakasih pak…”
“Iya pak..hhe terimakasih pak…”
Sekitar 30 menit pak Kevin mewawancarai aku. anehnya lagi
pertanyaannya gak sesuai dia bertanya yang menurutku gak begitu penting.
Karena lebih kepada kepribadiank namun aku tetap menjawab semua
pertanyaannya dengan baik. Sorotan matanya begitu tajam, aku semakin gak
mengerti apa yang dia pikirkan. Aku memang berpenampilan sexy dengan
lipstick yang merah merona.
Penampilan yang sangat pas jika bekerja di klinik ini,
“Mbak Weny sebenarnya untuk ada satu lagi sessionnya, yaitu cek
kesehatan. Disini banyak berhadapan dengan pasien yang berbeda-beda
keluhannya. Alat yang digunakan juga gak sembarang alat. Takutnya
kesehatan mbak Weny kurang mendukung..”
“Oh gitu ya pak.. saya nurut saja pak yang penting saya bisa diterima sebagai karyawan disini..”
“Silahkan berbaring di tempat tidur yang sudah disediakan saya cuci tangan terlebih dahulu ya mbak…”
“Silahkan berbaring di tempat tidur yang sudah disediakan saya cuci tangan terlebih dahulu ya mbak…”
Ternyata pas aku lihat papan namanya pak Kevin itu seorang dokter.
Pantes aja dia mau ngecek kesehatan tubuhku. Aku langsung saja berbaring
ditempat tidur itu. Pak Kevin gak kunjung datang aku gelisah kedinginan
ACnya terasa banget. Terdengar pak Kevin sedang mengunci pintu dan
kemudian mendekati aku,
“Sebelumnya maaf ya mbak..,” tangan pak Kevin membuka kancing bajuku
“Sebelumnya maaf ya mbak..,” tangan pak Kevin membuka kancing bajuku
Kala itu aku memakai kemeja, jas ketat dan rok mini. Toketku yang
besar terlihat menonjol dan aku memakai rok yang sangat mini. Dia
membuka kancing bajuku yang paling atas dan memasukkan stetoskop dia
sentuh-sentuh dadaku dengan alatnya itu. Terus dia menekan alatnya,
heran ngeceknya kok lama sekali. Semakin kebawah mengenai toketku aku
merasa geli…..Baca selengkapnya disini
No comments:
Post a Comment